RT adalah singkatan dari 'ReTweet'; bukan 'Reply To'. Awalnya twitter adalah sebuah layanan mikro blog. Jadi sebuah tweet bisa dikategorikan sebagai kekayaan intelektual (karya cipta). Dengan begitu, meng-copy sebuah tweet tanpa mencantumkan sumbernya bisa disamakan dengan mencuri. Nah, kalau ada tweet yang bagus, dan ingin kita sebarkan (via twitter), bagaimana caranya agar tidak dianggap mencuri karya/tweet orang lain? Di sinilah muncul istilah ReTweet yang disingkat 'RT' (biar irit karakter). Fungsinya menyebarkan kembali sebuah tweet lengkap dengan informasi kita mengutip tweet tersebut dari siapa.
RT adalah fitur yang memudahkan pengguna twitter untuk berbagi sebuah tweet; dengan kata lain menyebarkan kembali atau istilah kaskus-nya me-repost secara resmi.
Info lebih jelasnya bisa dibaca disini.
Contoh: @Lendra nge-tweet:
Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat.
Nah, @Bayu yang ingin menyebarkan tweet tersebut ke followersnya akan nge-tweet:
RT @Lendra : Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat.
Apa yang di-tweet oleh @Bayu (kasarnya) bisa diartikan begini: menurut info yang saya dapat dari @Lendra, Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat .
Format RT ini kemudian disepakati secara informal oleh para pengguna twitter untuk melakukan ReTweet.
Sampai di sini, yang perlu dipahami adalah ReTweet harus dilakukan secara manual. Kalau @Bayu ingin mengutip tweet dari @Lendra tadi, maka @Bayu harus mengetik RT<spasi>@Lendra<titik dua><spasi>Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat sebab fitur ReTweet belum disediakan oleh twitter. Karena sifatnya yang manual (ketik sendiri), beberapa orang kadang menambahkan sepatah-dua patah kata untuk mengomentari/menambah info pada tweet yang di-RT.
Misal, jika tweet @Bayu seperti ini:
di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung RT @Lendra: Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat
bisa kita artikan sebagai @Bayu ingin memberitahu bahwa Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung.
Apakah yang @Bayu lakukan adalah contoh salah dari penggunaan RT?
Bukan, karena:
1) @Bayu melakukan RT bukan untuk me-reply (menjawab) tweet @Lendra. Apakah @Lendra bertanya? Tidak kan?
2) @Bayu memang bermaksud menyebarkan info yang dia dapat dari @Lendra ke seluruh followers-nya, bahwa 'Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat' dan @Bayu menambahkan info bahwa kongres tersebut diselenggarakan di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung.
Lalu yang dimaksud dengan "RT abuser" itu apa?
Jadi begini, suatu ketika twitter booming dan jadi trend. Wajar kalau aplikasi/software untuk twitter-an pun bermunculan. Semuanya tentu menjanjikan pengalaman tweeting yang berbeda. Ada yang menawarkan tweeting via handphone, ada yang menambahkan fitur upload file; dan lain-lain. Beberapa fitur inilah yang pada akhirnya sedikit membawa masalah. Maksud saya, RT via handphone cukup repot. Anda harus klik reply dan mengetik ulang semua tweet yang akan di-RT. Betapa asiknya kalau ada fitur yang melakukan RT secara otomatis, dan fitur itulah yang disediakan oleh beberapa software. Tinggal klik tombol 'RT' maka tweet yang hendak anda ReTweet secara otomatis akan muncul di update box lengkap dengan format RT yang saya contohkan di paragraf sebelumnya.Sayangnya, seperti yang saya bilang: twitter booming. Banyak pengguna baru (newbie) yang mulai tweeting via beragam aplikasi. Banyak dari newbie ini yang mengira 'RT' adalah singkatan dari 'Reply To'. Akibatnya, mereka melakukan percakapan (saling berbalas tweet) dengan menggunakan fitur RT. Orang yang menggunakan RT untuk membalas (reply) tweet orang lain inilah yang disebut RT Abuser.
Apakah mereka bisa disalahkan?
Bisa, karena twitter (yang asli, yang via web) sejak awal kemunculannya sudah menyediakan tombol reply untuk menyampaikan tweet kepada satu atau lebih user. Dua hal ini (reply dan ReTweet) akan sangat berbeda maknanya karena, jika melakukan RT maka tweet tersebut akan muncul di timeline seluruh followers kita (tanpa kecuali). Berbeda dengan reply: kalau @Bayu me-reply @Lendra maka isi tweet tidak akan muncul di timeline followers @Bayu (kecuali yang menjadi followers @Lendra juga).
Apakah ini penting? Ya, kalau anda sensitif dengan topik pembicaraan tertentu. Misalnya @Pratama memfollow @Lendra karena dia sering membahas film-film menarik, tapi sayangnya @Lendra juga doyan membahas politik dan @Pratama benci politik. Tentu @Pratama jadi tidak nyaman melihat @Lendra dan @Bayu membahas masalah politik via RT (yang otomatis membuat isinya muncul di timeline @Pratama). Andai @Lendra dan @Bayu membahas politik via reply, maka @Pratama tidak perlu terganggu dengan isi tweet tersebut karena toh dia bukan follower @Bayu (sehingga isi tweet @Lendra tentang politik tidak muncul di timeline).
Lalu muncul pertanyaan: bagaimana kalau @Lendra, @Bayu, dan @Pratama saling follow? Apakah tindakan @Lendra dan @Bayu yang melakukan percakapan via RT bisa disalahkan? Toh kalau @Lendra dan @Bayu berbincang lewat reply, tetap saja akan muncul di timeline @Pratama bukan?
Begini, saat ini twitter (website; bukan via aplikasi) sudah menyediakan fitur RT (istilahnya New Style RT). Tapi meng-klik tombol RT ini mengakibatkan tweet yang anda RT akan tersiar (disampaikan) ke seluruh followers anda secara otomatis, tanpa ada kesempatan untuk mengedit (menambah/mengurangi) isinya. Ini seharusnya sudah cukup jadi petunjuk bahwa 'RT bukanlah Reply To'. Seandainya pun anda tweeting via aplikasi (bukan dari website twitter.com), lalu anda pikir untuk apa tombol/fitur 'reply' disediakan di aplikasi anda? Ini bukan masalah 'followers anda akan keberatan/tidak anda menjadi RT abuser', ini tentang 'apakah anda sudah melakukan hal (tweeting) dengan tepat'.
Semua ini adalah opini yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan saya tentang twitter. Apa yang saya tulis di atas bukanlah aturan baku, lebih ke semacam guideline. Saya pribadi termasuk orang yang berpendapat "some rules are made to be broken". Dan sampe tulisan ini dibuat, saya pun sesekali menjelma jadi seorang RT abuser. Tanpa bermaksud mencari pembenaran, berikut alasan saya saat menjelma jadi RT abuser:
1) Ngajak followers saya untuk membahas suatu topik. Misal, isi tweet-nya seperti ini >>
#RealMan gak nonton Twilight Series RT @Bayu: @Lendra lo udah nonton New Moon/belum, Len?
Itu artinya @Lendra menjawab tweet @Bayu via RT (harusnya via reply kan?) karena @Lendra ingin mengajak semua followersnya berdebat dengan topik "cuma cewek yang nonton Twilight Series".
2) Ngelawak. Misal, isi tweet saya seperti ini >>
*Diiringi lagu dugem* RT @Lendra: *Joget di tiang* RT @Bayu: *Buka Celana* RT @Pratama: Gerah! *buka baju*
Itu, artinya saya, @Lendra, dan @Bayu sedang bercanda, membuat @Pratama seolah sedang menari striptease :)
Mungkin ada di antara kalian yang gak setuju dengan yang saya/orang lain lakukan, apapun alasannya. Mungkin dia RT abuser, mungkin dia tukang nyampah, mungkin dia labil dll; itu hak kalian untuk menilai. Cuma saya minta tolong: kalau memang kalian merasa saya/orang lain udah melakukan kesalahan, coba kalian tegur dengan halus atau beritahu bahwa yang kami lakukan adalah hal yang tidak tepat. Banyak pengguna twitter yang dengan mudahnya meng-unfollow (bahkan mem-block & report as spam) sebuah akun twitter hanya karena alasan 'gak suka'. Ayolah... ini jejaring sosial, mari berinteraksi, mari saling mengingatkan. Begitu juga kalau kalian mulai mem-follow sebuah akun twitter, jangan diem aja. Disapa dong, kasih tau kenapa kalian memfollow dia, kenal dia darimana, dan sebagainya. Oke? :)
RT Abuser itu apa?
Para pengguna twitter yang memakai RT untuk membalas setiap tweet padahal tidak bermaksud menyebarluaskan tweet yang dibalasnya; dengan kata lain menyebarluaskan sebuah tweet yang (padahal) ditujukan hanya kepada akun tertentu saja.
Gak ngerti juga? Waduh, singkatnya "menggunakan RT untuk me-reply".
Memangnya bagaimana cara yang baik/benar untuk memposting tweet yang ditujukan ke akun tertentu saja?
Gunakan reply atau mention.
Info lebih jelasnya bisa dibaca disini.
Apa bedanya reply dengan mention?
Mention: semua tweet yang mengandung @username di dalamnya
Reply: semua tweet yang diawali @username
RT Abuser itu melanggar peraturan resmi twitter/hanya norma (tak tertulis) saja?
Twitter secara tegas melarang aksi duplikasi sebuah tweet/mention/reply kepada banyak pihak secara terus-menerus. Hal ini bisa dikategorikan sebagai aksi spam.
Kalau saya sih memandang aksi RT Abuser sebagai resiko yang harus kita terima saat memfollow sebuah akun?
Sudut pandang yang menarik. Jangan lupa juga kalau mendapat respon/kritik/diingatkan oleh followers untuk tweeting dengan baik dan benar adalah resiko menjadi RT Abuser.
Di-"report as Spam" karena perilaku RT Abuse juga sudah jadi konsekuensinya ya?!?
Kalau saya tidak merasa keberatan dengan aksi RT Abuser, bagaimana?
Sayangnya banyak pengguna twitter yang merasa sebaliknya, dan tidak keberatan untuk melaporkan RT abuser sebagai aksi spam.
Kalau saya sih sengaja (dan dengan sadar) menjadi RT abuser untuk membalas tweet/mention/reply yang sudah lama, biar gak ditanya "ini dalam rangka reply tweet yang mana?"
Bukan alasan tepat untuk menjadi RT abuser karena setiap reply akan diiringi fitur "in reply to" untuk melacak (membaca) tweet mana yang di-reply.
Repot ah pakai fitur "in reply to", kan malas kalau harus klik lagi? Mendingan langsung dijelasin tiap kali kita nge-reply "ini tuh balesan tweet yg mana"??
Jangan jadi pemalas ah. Kalau tahu-tahu di report as spam oleh followers kan lebih malas dan repot lagi?
Apakah aksi RT abusing tidak bisa ditolerir?
Menurut saya: bisa, jika...
- Dilakukan seorang public figure untuk menjawab sebuah pertanyaan umum dari fansnya, agar fans yang lain tidak menanyakan pertanyaan yang sama lagi dan lagi.
- Dilakukan oleh pengguna twitter yang belum tahu cara tweeting yang baik dan benar.
Note: semua postingan ini dikutip dari Sejarah RT (ReTweet) Dan Penggunaannya & RT Abuser FAQs yang di buat oleh @pemirsa.
Tujuan: untuk menyebar luaskan dan untuk mengurangi RT Abuser..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar